"Apakah saat ini tidak ada alternatif lain? Ya kalau kita lihat saat ini memang faktanya demikian bahwa hampir nihil alternatif opsi masyarakat melihat dan mencari destinasi lain, selain Pantai Ujung Pandaran," kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Dadang Siswanto di Sampit, Selasa.
Pernyataan ini disampaikan Dadang menanggapi tingginya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Ujung Pandaran saat libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah. Hingga hari terakhir cuti bersama Lebaran hari ini, Pantai Ujung Pandaran masih dipadati pengunjung.
Pantai Ujung Pandaran seakan menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk menikmati liburan. Warga tidak mempermasalahkan jarak tempuh yang cukup jauh dari pusat kota untuk menuju objek wisata ini.
Wisatawan yang datang tidak hanya dari berbagai kecamatan di Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah lain seperti Kabupaten Seruyan, Katingan, hingga Kota Palangka Raya. Kehadiran wisatawan membawa dampak ekonomi, khususnya bagi warga di objek wisata tersebut.
"Terkait destinasi wisata, Ujung Pandaran ini memang selalu menjadi isu utama ketika kita pembahasan RAPBD," jelas Dadang Siswanto.
Hanya saja menurutnya, jika berbicara tentang pengembangan, maka ada Ripparda (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah) yang memberikan acuan secara jelas upaya-upaya yang wajib dilakukan pemerintah daerah.
"Ripparda tersebut, mulai dari menciptakan destinasi wisata baru sampai kepada mengembangkan destinasi wisata yang ada," terangnya.
Sementara itu, beberapa tahun lalu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur gencar mengembangkan Kebun Raya Sampit di Jalan Jenderal Sudirman km 28 sampai km 32. Kebun raya seluas 607,63 hektare yang sempat digadang-gadang menjadi kebun raya terbesar di Indonesia itu hingga kini belum dibuka.
Pemerintah daerah juga sempat gencar ingin mengembangkan wisata alam hutan Sagonta Kota. Hutan yang lokasinya di pinggir Sungai Mentaya dan cukup dekat dengan pusat kota Sampit itu juga belum ada kelanjutannya.
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Norjani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023